"Terdiam aku cuba untuk mengingati segala yang telah berlalu. Bukan kehendak hati untuk mencari bidadari peneman hati, tapi Tuhan telah temukan aku dengan si dia yang menghibur ku saat ku sedih, mengingatkan ku saat ku alpa, menemani ku saat ku sunyi.
Namun mentari yang terbit indah menerangi pagi ku tiba-tiba hilang ditutup awan gelap. Penat aku mencari kemana hilang nya matahari yang tadinya cerah. Lalu hujan pun turun dan menbasahi seluruh jasad ku. Aku terpaku.
Lalu tangisan dan hujan menjadi satu dalam kerinduan ku yang tak tahu kepada siapa patut ku luahkan. Ku cuba untuk melangkah pergi mencari kembali bidadari yang pernah sudi hadir dalam hatiku. Berkecamuk hatiku saat kulihat bidadari yang pernah ku punya semakin menjauh dan hilang dari pandangan. Dan dari kejauhan aku menjerit memanggil nama nya yang manis di lidahku. Setiap tutur namanya kulontar, sakit turut hadir menuntun rindu yang semakin tak dapatku bendung. Aku teruskan mencari.
Malamku kian sunyi tanpa dirinya. Sedang pungguk pun simpati pada nasib diriku walaupun rembulan masih jauh diangkasa. Mungkinkah bidadariku turut merinduiku? Diawan sana memanggil namaku tanpa aku dapat mendengarnya. Haruskah aku terus menanti dalam basah dingin yang menusuk tulangku, mencengkam jiwaku?
Jika ada walau sekelumit rindu dihatinya, biarlah takdir yang menemukan kembali diriku dengannya. Ku lelah mengejar sesuatu yang semakin pergi."
I didn't mean to write this. but once, I had love her more than everything. Thats why it'll take sometimes till I forget this feeling for her. Or maybe I won't.
Lacrosse
2 years ago
0 comments:
Post a Comment