Gadisku

Entah kenapa malam ini susah sangat untuk aku lena. Dari bangun tidur petang tadi, aku asyik teringatkan sidia. Hatiku menjadi resah seribu bila rasa rindu datang menyapa tika ini. Aku mula memetik tali gitar dan alunan lagu-lagu rindu kunyanyikan untuk meluahkan isi hati.

Dialah gadis yang pertama kuluangkan waktu bersama semalaman. Masih teringat waktu itu bulan suci Ramadan berada dipenghujungnya. Aku dan sidia dalam satu flight yang sama untuk pulang ke tanah air. Tak pernah aku lepaskan walau sejenak sidia dari sisiku. Satu malam yang sangat panjang. Waktu itu aku harapkan flight delay dan lebih lama dapat aku luangkan masa bersama sidia. Tapi tatkala pagi datang, aku dan dia berpisah jua.

Dan buat pertama kali dan terakhir kalinya aku memegang erat tangannya dalam gelap malam disaksikan lampu layar bioskop. Tangannya kuusap lembut. Terasa bagai segalanya tenggelam dalam indahnya cinta. Indah. Tiada kata yang dapat mengungkapkan saat itu. Terlalu indah.

Tetapi aku masih disini. Hanya mampu menyanyikan bibit rindu ditemani gitar yang setia ini. Bilakan agaknya rasa ini akan hilang? Setiap saat jiwaku resah bergelora bila terfikirkan sidia. Dan setiap kalinya, fikiranku akan melayang jauh mengingati kembali kenangan lalu bersamanya.

"Tangannya yang pernahku pegang erat masih terasa hangatnya.
Oh Tuhan, aku kehilangan kata-kata untuk menterjemahkan rindu yang semakin tak dapat ku bendung ini."

0 comments: